Awalnya
produk jamu dengan penambahan obat ( jamu racikan ) muncul di daerah
pemalang jawa tengah dengan nama dagang Jaja Dipa ( nama diplesetkan ) dan diminati
masyarakat sehingga memacu banyak orang untuk ikut menjadi pengusaha
jamu racikan. semula dari sukoharjo, kemudian ke barat berpusat di
cilacap dan ke timur berkembang di beberapa kota di jawa timur.
Seiring
waktu, jamu racikan masih diterima masyarakat. kemudian pemerintah
melarang peredaran produk jamu racikan. satu per satu pengusaha jamu
racikan ditutup. cilacap yang tadinya menjadi pusat jamu racikan, kini
redup dan peta perdagangan jamu racikan berubah drastis. hanya ada 3
kelompok besar dengan sedikit pemain saja.
1. Kelompok Dewa
Produk
paling laris berasal dari sini. montalin, godong ijo, wanthong, jakban,
changsan, beruang hitam, urat madu, africa black ant, tanduk rusa,
tawon liar, dll. dimotori oleh produk Mr Q ( jakarta ) dan produk Mrs M (
tangerang ). Kemudian ada Mr R ( bandung ) yang selalu membuat tiruan
atas produk Mr Q. Mereka bertiga menguasai 80 % pasar jamu racikan di
asia tenggara. Kemudian ada Haji M ( Cirebon ) yang prihatin dengan
perkembangan tersebut dan membuat produk serupa dengan produk yang laris
atau membuat yang mirip dengan produk yang laris.
Keprihatinan tersebut lahir karena penguasa produk jamu racikan adalah non muslim dan non nasrani juga.
mereka lebih mengarahkan kepada kartel dan monopoli perdagangan dengan
melibatkan pihak berwenang ( kePOLOSan dan BTOM ) sehingga mereka selalu
leluasa, sedangkan lain pihak akan selalu diintimidasi. Sehingga Haji M membuat produk dengan profit yang diperoleh dari penjualan produk untuk membantu umat
2. Kelompok Cilacap
Sejak
lama daerah ini menjadi sasaran target penertiban oleh Kepolisian dan
Departemen Kesehatan yang masih menduga di Cilacap adalah penguasa
produk jamu racikan. Para pengusaha jamu racikan banyak yang berhenti
dan beralih profesi, sisanya lebih kepada posisi bertahan ( mati segan,
hidup tak mampu ). mereka inilah yang selalu di obok-obok oleh
pihak-pihak tersebut, sedangkan penguasa pasar tidak tersentuh.
Di
kelompok ini juga ada pengusaha kelas gurem yang membuat tiruan ( peong
alias kw ) dari jamu racikan yang laris dipasaran dan ciri-ciri mereka
adalah membuat sendiri kemudian dibawa ke daerah pemasaran untuk di jual
sendiri. tipe ini sekarang lebih praktis lagi, dimana mereka akan
meracik di lokasi pemasaran. Jadi gak perlu repor-repot pulang kampung.
3. Kelompok Jamu Botol
Pengertian
atas kelompok ini adalah para pengusaha jamu racikan yang dalam bentuk
cair dan disimpan dalam botol. sehingga dipasaran dikenal sebagai jamu
botol. paling banyak berkembang di daerah jawa timur dan beberapa kota
di luar jawa. hal ini terjadi karena sulitnya mendistribusikan jamu
botol secara cepat ke seluruh indonesia dan juga biaya logistiknya mahal
sedangkan produk jamu botol murah harga jualnya.
Kemudian
mereka mencoba membuat jamu racikan dalam kemasan kapsul dan jamu seduh
seperti produk dari kelompok Dewa dan Kelomppok Cilacap. namun mereka
bernasib sama dengan pengusaha lainnya yang sulit sekali menembus
pemasaran yang sudah dikuasai Kelompok Dewa.
Jika anda pedagang jamu racikan, silahkan menilai sendiri. dimana anda harus melangkah.
Sejarah Jamu racikan edisi 2
Sejarah Jamu racikan edisi 3
Sejarah Jamu racikan edisi 2
Sejarah Jamu racikan edisi 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar