Makloon

Minggu, 15 November 2015

Sejarah Jamu racikan edisi 1

Awalnya produk jamu dengan penambahan obat ( jamu racikan ) muncul di daerah pemalang jawa tengah dengan nama dagang Jaja Dipa ( nama diplesetkan ) dan diminati masyarakat sehingga memacu banyak orang untuk ikut menjadi pengusaha jamu racikan. semula dari sukoharjo, kemudian ke barat berpusat di cilacap dan ke timur berkembang di beberapa kota di jawa timur.

 


Seiring waktu, jamu racikan masih diterima masyarakat. kemudian pemerintah melarang peredaran produk jamu racikan. satu per satu pengusaha jamu racikan ditutup. cilacap yang tadinya menjadi pusat jamu racikan, kini redup dan peta perdagangan jamu racikan berubah drastis. hanya ada 3 kelompok besar dengan sedikit pemain saja. 




1. Kelompok Dewa

Produk paling laris berasal dari sini. montalin, godong ijo, wanthong, jakban, changsan, beruang hitam, urat madu, africa black ant, tanduk rusa, tawon liar, dll. dimotori oleh produk Mr Q ( jakarta ) dan produk Mrs M ( tangerang ). Kemudian ada Mr R ( bandung ) yang selalu membuat tiruan atas produk Mr Q. Mereka bertiga menguasai 80 % pasar jamu racikan di asia tenggara. Kemudian ada Haji M ( Cirebon ) yang  prihatin dengan perkembangan tersebut dan membuat produk serupa dengan produk yang laris atau membuat yang mirip dengan produk yang laris.

Keprihatinan tersebut lahir karena penguasa produk jamu racikan adalah non muslim dan non nasrani juga. mereka lebih mengarahkan kepada kartel dan monopoli perdagangan dengan melibatkan pihak berwenang ( kePOLOSan dan BTOM ) sehingga mereka selalu leluasa, sedangkan lain pihak akan selalu diintimidasi. Sehingga Haji M membuat produk dengan profit yang diperoleh dari penjualan produk untuk membantu umat


2. Kelompok Cilacap 

Sejak lama daerah ini menjadi sasaran target penertiban oleh Kepolisian dan Departemen Kesehatan yang masih menduga di Cilacap adalah penguasa produk jamu racikan. Para pengusaha jamu racikan banyak yang berhenti dan beralih profesi, sisanya lebih kepada posisi bertahan ( mati segan, hidup tak mampu ). mereka inilah yang selalu di obok-obok oleh pihak-pihak tersebut, sedangkan penguasa pasar tidak tersentuh. 

Di kelompok ini juga ada pengusaha kelas gurem yang membuat tiruan ( peong alias kw ) dari jamu racikan yang laris dipasaran dan ciri-ciri mereka adalah membuat sendiri kemudian dibawa ke daerah pemasaran untuk di jual sendiri. tipe ini sekarang lebih praktis lagi, dimana mereka akan meracik di lokasi pemasaran. Jadi gak perlu repor-repot pulang kampung. 


3. Kelompok Jamu Botol

Pengertian atas kelompok ini adalah para pengusaha jamu racikan yang dalam bentuk cair dan disimpan dalam botol. sehingga dipasaran dikenal sebagai jamu botol. paling banyak berkembang di daerah jawa timur dan beberapa kota di luar jawa. hal ini terjadi karena sulitnya mendistribusikan jamu botol secara cepat ke seluruh indonesia dan juga biaya logistiknya mahal sedangkan produk jamu botol murah harga jualnya. 

Kemudian mereka mencoba membuat jamu racikan dalam kemasan kapsul dan jamu seduh seperti produk dari kelompok Dewa dan Kelomppok Cilacap. namun mereka bernasib sama dengan pengusaha lainnya yang sulit sekali menembus pemasaran yang sudah dikuasai Kelompok Dewa. 


Jika anda pedagang jamu racikan, silahkan menilai sendiri. dimana anda harus melangkah.



Sejarah Jamu racikan edisi 2


 Sejarah Jamu racikan edisi 3





Tidak ada komentar:

Posting Komentar